Puluhan Korban Keracunan Setelah Makan Menu MBG di Bina Insani, Dinkes Lakukan Penyidikan

Ilustrasi menu Makan Bergizi Gratis atau MBG. (Liputan6/Winda Nelfira)

Puluhan Korban Keracunan Setelah Makan Menu MBG di Bina Insani, Dinkes Lakukan Penyidikan

Bogor, Bird.bioz.id – Sebanyak 36 siswa dan guru di Bina Insani, Kota Bogor, diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan dalam program pemerintah. Para korban, yang mengalami gejala seperti diare, mual, muntah, pusing, dan sakit perut, segera mendapatkan perawatan medis.

Dinas Kesehatan Kota Bogor melaporkan bahwa korban keracunan terdiri dari 24 orang dengan keluhan ringan, 7 orang yang dirawat jalan, dan 5 orang yang harus dirawat inap. Korban yang dirawat inap termasuk 2 siswa dan 3 guru dari TK Bina Insani, sedangkan yang dirawat jalan terdiri dari 2 siswa dan 5 guru dari sekolah yang sama. Sisanya, 24 orang dengan keluhan ringan, terdiri dari 5 siswa, 18 guru, dan 1 office boy dari SMP Bina Insani.

Menu MBG yang diduga menjadi penyebab keracunan berasal dari Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bosowa Bina Insani, Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pihak berwenang kini tengah memeriksa sampel sisa makanan yang dikonsumsi para korban untuk mengetahui penyebab pasti keracunan.

Pemeriksaan Dapur dan Makanan

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengonfirmasi kejadian tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya telah meminta Kepala Dinas Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan mendalam terhadap bahan makanan dan proses pengolahannya. “Kami ingin memastikan apakah bahan makanan yang digunakan aman, bersih, dan higienis. Kebersihan dalam pengolahan makanan sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan,” ujar Dedie.

Dapur SPPG Bina Insani diketahui telah menyiapkan sekitar 2.977 porsi makanan untuk 13 sekolah, yang termasuk TK dan SMP Bina Insani, dalam program Makanan Bergizi Gratis ini. Menyusul kejadian ini, Wali Kota juga mengingatkan agar dapur tersebut lebih berhati-hati dalam menjaga kualitas dan kebersihan makanan yang disajikan kepada siswa.

Pencegahan di Masa Depan

Dedie menekankan bahwa kejadian ini tidak boleh terulang. “Selain memastikan makanan yang disajikan bergizi, kebersihan dan keamanan makanan harus menjadi prioritas utama,” tambahnya. Pemkot Bogor pun berencana untuk memperketat pengawasan terhadap dapur yang memproduksi makanan untuk program MBG dan menginstruksikan agar proses pengolahan makanan lebih diawasi secara ketat di masa depan.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Bogor terus melakukan pemantauan terhadap kondisi para korban dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa kejadian keracunan ini ditangani dengan segera dan tuntas.

Dengan kejadian ini, pihak berwenang berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kualitas dan keamanan pangan, terutama dalam program yang bertujuan memberikan manfaat gizi bagi anak-anak di sekolah.

Berita Terkait