
Kemunculan grup Facebook Fantasi Sedarah yang sudah memiliki 32.000 anggota mencuat ke publik, menuai kecaman dari netizen karena konten menyimpang. (Istimewa/X @h*****asperr)
Komdigi Blokir Grup Facebook ‘Fantasi Sedarah’ Demi Perlindungan Anak di Ruang Digital
Jakarta, Bird.biz.id — Kementerian Informasi dan Digital (Komdigi) mengambil langkah tegas dengan memblokir enam grup di platform Facebook, termasuk grup viral berisi konten mesum berjudul ‘Fantasi Sedarah’. Keputusan ini diambil sebagai upaya pemerintah menjaga keamanan anak-anak dari paparan konten negatif di dunia maya.
Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, menyampaikan bahwa tindakan ini merupakan respons cepat atas maraknya konten berbahaya yang berpotensi merusak perkembangan mental anak, terutama yang masih di bawah umur.
“Kami segera berkoordinasi dengan Meta untuk menutup grup yang menyebarkan fantasi menyimpang terhadap keluarga kandung, khususnya anak-anak. Ini pelanggaran serius terhadap hak anak,” tegas Alexander saat ditemui di Jakarta, Jumat (16/5).
Pemblokiran grup ‘Fantasi Sedarah’ ini juga sejalan dengan implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak, yang dikenal sebagai PP Tunas. Aturan ini mengharuskan platform digital untuk menjaga lingkungan digital yang sehat dan aman bagi anak-anak.
Alexander menambahkan, kerja sama erat antara pemerintah dan platform seperti Meta sangat penting untuk menciptakan ruang digital yang bersih dari konten berbahaya. Selain itu, ia mengimbau masyarakat untuk turut berpartisipasi melaporkan konten negatif melalui kanal resmi seperti aduankonten.id.
“Kami akan memperkuat pengawasan dan mendorong kolaborasi lintas sektor untuk membangun budaya digital yang positif dan pro anak,” katanya.
Langkah Komdigi ini menegaskan komitmen pemerintah dalam memastikan ruang digital di Indonesia aman bagi generasi muda, serta melindungi anak-anak dari konten-konten yang dapat mengganggu tumbuh kembang mereka.